Jumat, 05 Juli 2013 |

Situs Makam Tumenggung Poeponegoro

Letak kompleks Makam Tumenggung Poesponegoro berada persis di belakang kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim, di Desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Kyai Tumenggung Poesponegoro adalah bupati pertama Gresik setelah kekuasaan dinasti Giri diruntuhkan oleh Amangkurat II, Raja Mataram yang dibantu VOC.

prasasti di makam Tumenggung Poesponegoro

Makam Tumenggung Poesponegoro memiliki gapura yang berbentuk paduraksa dengan ornamen enam baris tulisan dalam huruf Jawa yang didahului dengan tulisan dalam huruf Arab berbunyi La ilaha illallah, diakhiri dengan huruf Arab yang berbunyi Allahu Akbar. Makam Tumenggung Poesponegoro di kelilingi oleh banyak kuburan yang meskipun tidak setinggi dan seunik yang berada di Makam Raja-Raja Tallo, namun di sini banyak terdapat kubur batu dengan pahatan halus. 
 prasasti di makam Tumenggung Poesponegoro
Adanya gapura-gapura paduraksa serta prasasti batu bertulis di kompleks Makam Tumenggung Poesponegoro ini juga memberi nuansa tersendiri. Tumenggung Poesponegoro lahir dengan nama Bagus Lanang Poespodiwangsa dari Ibu bernama Nyai Mas, putri Sulung Kyai Ageng Goeloe, dan ayah bernama Kiai Kemis. Dari situs Rodovid, diketahui bahwa Bagus Lanang Poespodiwongso adalah keturunan Raden Kusen, yang lahir dari ibu keturunan Cina bernama Siu Ban Ci dan ayah bernama Arya Damar. Arya Damar adalah Adipati Palembang, di bawah kekuasaan Majapahit, dan anak Brawijaya V, Raja Majapahit terakhir.

prasasti di makam Tumenggung Poesponegoro


Siu Ban Ci sebelumnya adalah isteri Brawijaya V, yang diberikan ke Arya Damar untuk diperisteri selagi mengandung Raden Patah, Sultan Demak Bintoro yang pertama. Sehingga Arya Damar adalah ayah tiri sekaligus saudara seayah dari Raden Patah. Makam Tumenggung Poesponegoro yang kompleksnya juga dihiasi dengan prasasti yang terbuat dari batu berukir indah yang ditulis dengan aksara Jawa.

gentong beprasasti di makam Tumenggung Poesponegoro

Semula Bagus Lanang Puspadiwangsa ditunjuk oleh Sunan Amangkurat II untuk menjadi Umbul Gresik, kedudukan setingkat Demang, menggantikan Raden Tumenggung Harya Naladika yang tewas dalam perang di Pasuruan melawan pasukan Tumenggung Wiranagara. Puspadiwangsa sebenarnya dicurigai Belanda ikut mendukung Trunojoyo dan Karaeng Galesong, karena isteri kedua Puspadiwangsa yang bernama Nyai Padi adalah puteri Arung Wasya, tokoh Bugis pengikut Karaeng Galesong.

 prasasti di makam Tumenggung Poesponegoro
Sedangkan isteri ketiganya yang bernama Nyai Uju adalah cucu Panembahan Mas Winata, penguasa terakhir Giri Kedaton yang diserbu dan dihukum mati oleh Amangkurat II. Adalah Bagus Lanang Puspadiwangsa yang menyembunyikan dan melindungi putera Panembahan Mas Witana yang bernama Pangeran Kertawegara, serta empat puteranya, yaitu Raden Mas Kedaton, Raden Mas Tumpang, Raden Mas Kendayu, dan Nyai Uju yang kemudian menjadi isterinya. 
Makam Tumenggung Poesponegoro dihias dengan gapura paduraksa lagi, tepat di depan cungkup makamnya dengan dua baris tulisan berhuruf arab di atas, dan dua baris tulisan dengan aksara Jawa di bawahnya. Lalu sebaris tulisan berhuruf latin berbunyi Makam Poespo Negoro. 

 prasasti di makam Tumenggung Poesponegoro

Umbul Bagus Lanang Puspadiwangsa dengan bijaksana memanfaatkan kekerabatan dengan keluarga isterinya untuk memajukan Gresik. Melalui Nyai Uju, ia mendapat dukungan dari kerabat Giri Kedaton. Melalui Nyai Padi ia pun mendapat dukungan dari para pedagang Bugis yang menguasai jalur laut. Ia juga mendapat dukungan bangsawan Madura dari pernikahannya dengan puteri Tumenggung Yudanegara, penguasa Sumenep, Madura.

ukiran di  makam Tumenggung Poesponegoro

Permaisurinya sendiri, Rara Teleng, adalah puteri Tumenggung Naladika. Dengan dukungan kuat itu Umbul Bagus Lanang Puspadiwangsa berhasil membangun kembali kota Gresik dari reruntuhan perang, termasuk pelabuhan, pasar, dan masjid, serta menciptakan keamanan, sehingga penduduk berdatangan kembali. Perniagaan pun berkembang, yang membawa kemakmuran bagi masyarakat Gresik.

Karena keberhasilannya itu, pada 1688 Umbul Bagus Lanang Puspadiwangsa akhirnya menerima penetapan Gubernur Jenderal VOC Johannes Camphuijs menjadi Bupati Gresik dan bergelar Tumenggung Poesponegoro.


NB : dengan anda mengunjungi situs cagar budaya dan sejarah bangsa ini, secara tidak langsung anda telah melestarikan saksi sejarah bangsa yang masih tersisa.. dan jangan biarkan batu-batu kuno tersebut hanya dijadikan sebagai dongeng masa kecil kita, yang lambat laun tentu saja akan punah dikikis jaman..


Selamat Kelayapan..

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

bangs yang bijak adalah bangsa yang hebat mengkritik dan mengapresiasi... mari di komentar?