Situs Blandongan termasuk kedalam salah satu candi tertua yang pernah berdiri di Indonesia. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa Candi ini adalah candi pertama yang dibangun di Bumi Nusantara. Analisis ini muncul berdasarkan analisis radiometri karbon 14 pada artefak-artefak peninggalan di candi Blandongan. Dimana, diketahui bahwa kronologi paling tua dari komponen yang ana menunjukkan masa yang menunjuk ke abad ke-2 Masehi dan yang paling muda berasal dari abad ke-12. Tentu hal ini masih akan terus diteliti, mengingat bekeradaan san fakta dari sejarah yang ada di candi ini benar-benar masih terus perlu diteliti oleh para ahli.
Candi Blandongan
Dari catatan sejarah pemerintah Kolonial Belanda, pada tahun 1684 M daerah disekitar candi Blandongan hanyalah berupa rawa-rawa. Baru pada tahun 1706 M atas perintah pemerintah Kolonial Belanda, daerah ini dibersihkan dan dijadikan areal persawahan dan perkebunan. Artinya, sejak runtuhnya Komplek Percandian Kegiatan menanam padi dengan latar belakang candi Blandongan Batujaya, daerah ini menjadi tidak berarti dan baru mendapat perhatian kembali pada akhir abad ke-17 M.
Rekonstruksi unik dinding Candi Blandongan
Candi blandongan berdiri kokoh di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya Karawang, Jawa Barat. Tinggalan arkeologis di Batujaya hingga tahun awal 2000 telah diketemukan 24 situs tersebar di Desa Segaran dan Telagajaya. Di Desa Segaran ditemukan 13 situs dan di Telagajaya 11 situs. Dari ke-24 situs ini terdapat beberapa situs yang telah diekskavasi dan menampakkan sisa bangunan candi, termasuk satu diantaranya ialah candi Blandongan.
Dinding Candi Blandongan
Gundukan tanah yang di dalamnya berisi reruntuhan bata-bata kuno masyarakat menyebutnya dengan istilah ‘unur’. Situs tersebut antara lain Segaran I (SEG I atau Unur Jiwa), Segaran III (SEG III atau Unur Damar), Segaran IV (SEG IV), Segaran V (SEG V atau Unur Blandongan), Segaran IX (SEG IX atau Situs Kolam), Telagajaya I (TLJ I atau Unur Serut), Telagajaya V (TLJ V atau Unur Asem), dan Telagajaya VIII (TLJ VIII).
Sisa komponen bangunan disekitar candi Blandongan
Sisa komponen bangunan disekitar candi Blandongan
Unur Blandongan/Candi Blandongan (SEG VI) merupakan unur yang luasnya relatif sama dengan Unur Jiwa. Di Unur Blandongan terdapat bangunan candi berdenah bujur sangkar dengan ukuran 25 X 25 m. Pada keempat sisinya terdapat anak tangga. Bagian bawah bangunan terdapat bagian selasar (lorong) yang memisahkan dinding selasar dengan badan bangunan yang berlapik. Lapik bangunan berukuran 12 X 12 m. Pada bagian lapik ini terdapat badan bangunan berukuran 10 X 10 m. Ekskavasi di situs ini menemukan sejumlah tablet yang bergambar relief Buddha. Sebagian di antaranya ada yang bertulisan dengan huruf Pallawa. Selain itu juga ditemukan beberapa batu bergores.
Sisa komponen bangunan di sekitar candi Blandongan
Lapisan dinding dan hiasan candi Blandongan menggunakan bahan yang unik, yakni stuko atau campuran dari pasir, kerikil, dan kulit kerang. Candi Blandongan berukuran besar, dengan panjang dan lebar masing-masing 24,2 meter. Candi bertingkat satu dengan satu stupa di tengahnya, dan mempunyai empat tangga yang berfungsi sebagai pintu masuk.
Sisa komponen batu bata kuo candi Blandongan
NB : dengan anda mengunjungi situs cagar budaya dan sejarah bangsa ini, secara tidak langsung anda telah melestarikan saksi sejarah bangsa yang masih tersisa.. dan jangan biarkan batu-batu kuno tersebut hanya dijadikan sebagai dongeng masa kecil kita, yang lambat laun tentu saja akan punah dikikis jaman..
Selamat Kelayapan..
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar
bangs yang bijak adalah bangsa yang hebat mengkritik dan mengapresiasi... mari di komentar?