hingga tahun 1581 kekuasaan mangir bisa di runtuhkan. bahkan cara menghancurkan dan melenyapkan ki ageng mangir pula begitu sadis. ada mitos yang mengungkapkan ki ageng mangir bati lantaran palanya di benturkan pada sebuah batu gilang panembahan senopati. dan akhirnya ki ageng mangir wafat dengan taktik yang dilancarkan oleh panembahan senopati.
dan mengenai siapa mangir sebenarnya masihlah jadi sebuah misteri sebab ada beberapa sumber yang menyebutkan nama mangir dengan beberapa cerita yang berbeda. dan antara lai ialah:
dalam buku-buku sejarah tidak pernah disebutkan dengan jelas siapakah tohoh ki ageng mangir. dalam buku sejarah versi de graaf mengenai (kerajaan-kerajaan islam ditanah jawa, awal kebangkitan mataram, puncak kekuasaan mataram, disintegrasi mataram dibawah mangkut I dan seruntuhnya istana mataram). nama mangir tidak pernah disebutkatkan sama sekali, nama mangir justru terkenal didalam cerita tutur dan buku babat mangir.
dalam babat mangir disebutkan paling tidask ada tisa tokoh yang menggunakan naman mangir. dalam tulisan ini akan digunaklan penomeran untuk membedakan tokoh-tokoh yang semuanya menggunakan nama mangir. mangir I adalam putra radya alembumisani, seorang pelarian dari kerajaan majapahit. konon radyan alembumisani adalah putra brawijaya yang melarikan diri dari kerajaan majapahit karena serbuan tentara demak. ketika muda mangir I ini diberi nama Radya wanabaya. dan mangir I inilah yang terkenal dengan nama ki ageng mangi wanabaya.
ki ageng mangir wanabaya I kawin dengan seorang putri dari juwana. perkawinan tersebut lahirlah ki ageng mangir II. disamping itu ki ageng mangir I juga mempunya anak gadis, putri dari demang jelagong. perkawinan kiageng mangir wanabaya I dengan rara jelegong konon melahirkan seorang anak yang berupa ular (demikian disebut sebut dalam babad dan cerita tutur). anak yang kelak terkenal dengan nama ki bagus barukliting ini mempunyai kesaktian yang luar biasa, pada lidahnya bisa dibuat menjadi sembilan mata tombak oleh ayaknya sendiri dia diberi nama kiai baru
dalam persepsi pramodya ananta toer dalam bukunya drama mangir, barukliting dipersonifikasikan sebagai pemuda yang pandai menghimpun massa dan ahli strategi perang. barangkali apa yang dipersepsikan pram tidak meleset jauh. mengingat cerita tutur jawa dan babad sering demikian banyak dibumbui cerita-cerita yang berbau mitos, sandi, senepa, perumpamaa/teka-teki dan legenda.
ki ageng mangir II kelak kawin dengan seorang gadis, putri dari demang paker dari perkawinan inilahirlah kia ageng mangir III. ki ageng mangir wanabaya III inilah yang kelak meneruskan sifat-sifat ayah maupun kakekknya untuk tidak tunduk pada pemerintahan pajang maupun mataram. ia pulalah yang kemudian mewarisi tumbak kiai baru
seperti apa yang dikemukakan pram, sangat logislah bahwa putra ki ageng mangir I dengan rara jelegong tetaplah berupa manusia juga. manusia itu diberi nama barukliting. hanya karena ia lahir dari seorang wanita yang tidak dinikahi, maka dalam cerita babad ia digambarkan sebagai ular. kesaktian yang terletak dilidahnya diidentikkan oleh pram sebagai lidah yang demikian micara (semacam ahli pidato/diplomasi dan strategi). kepandaian berdiplomasi mengakibatkan barukliting mudah menghimpun massa. tidak aneh apabila kemudian ia menjadi sosok yang demikian diandalkan oleh ki ageng mangir II (saudara tirinya) dan ki ageng mangir wanabaya III pada zaman berikutnya (dalam versi babad mangir I diceritakan bahwa barukaliting tewas begitu dipotong lidahnya oleh ayahnya. sukma barukliting kemudian diperintahkan untuk tinggal di rwapening oleh ayahnya.
Pada masa kepemimpinan Ki Ageng Mangir Wanabaya III inilah Senapati melakukan aneksasi dengan jalan halus (siasat perkawinan) dan kasar (peperangan-perampasan). Dalam babad diceritakan bahwa kehendak untuk menghancurkan Mangir dari semula memang sudah tumbuh di hati Senapati. Ki Mandaraka menganjurkan supaya Mangir ditaklukkan dengan cara halus. Dengan demikian biaya perang bisa dihemat, korban jiwa dan harta tidak banyak yang jatuh. Siasat itu berhasil setelah Senapati mengumpankan putrinya sendiri yang bernama Rara Pembayun agar dapat dikawin oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya III. Melalui Rara Pembayun itu pula Ki Ageng Mangir Wanabaya III menjadi bersikap sedikit lunak kepada Senapati (Mataram). Kelunakan hati Mangir III ini ditunjukkan dengan kesediaan Mangir III menghadap ke Mataram. Ketika menghadap itulah ia dihabisi oleh Senapati. (sumber: situs tembi)
yang tersisa di situs mangir saat ini ialah lingga yoni, arca, batu candi dari batu bata, umpak dan sebuah petilasan yang dipercaya sebagai singga sana ki ageng mangir.
petilasan ki ageng mangir berada di bawah pohon beringin dan petilasannyapun telah diberi rumah kaca demi menghormati sejarah mangir di dusun tersebut.
sebenarnya situs mangir begitu luas dan penyebarannyapun begitu tercecer dimana-mana. ada seorang warga dusun mangir yang rela menghibahkan banyak uangnya untuk melestarikan saksi sejarah kejayaan mangir didusunnya tersebut. suwardoyo telah hampir 25 tahun menjadi situs-situs mangir tersebut. hingga ia memberi pagar agar situs mangir tersebut menjadi lebih terpelihara. hingga akhirnya dusun mangir mendapatkan status sebagai desa budaya. dan banyak wisatawan yang mau menyempatkan menengok situs mangir tersebut.
dan sekitar 200 meter dari kraton dan petilasan mangir terdapat sebuah arca nandi yang warga sekitar menyebutnya dengan nama watu kebo. araca nandi inipun masih utuh dan berada disebuah halaman yang sudah dipagari.
dilihat dari penyebaran situs yang tersisa bisa dipastikan dahulu ki ageng mangir menganut agama hindu.
salam budaya, salam nyariwatu selalu.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
3 komentar:
Salam kenal yaaa. Tulisan yang menarik, kunjungi blogku juga ya pak.bu, mas dan mbak!. Tak ada yang lebih menyedihkan dan mengharukan dari kisah Mangir Pembayun, seperti juga ketika saya bersimpuh di makam Pembayun di Kebayunan Tapos Depok Jawa Barat, bersebelahan dengan makam anaknya Raden Bagus Wonoboyo dan makam Tumenggung Upashanta, kadang sebagai trah Mangir, aku merasa bahwa akhirnya mataram dan mangir bersatu mengusir penjajah Belanda di tahun 1628-29, cobalah cermati makam cucu Pembayun yang bernama Utari Sandi Jayaningsih, Penyanyi batavia yang akhirnya memenggal kepala Jaan Pieterz Soen Coen pada tanggal 20 September 1629, setelah sebelumnya membunuh Eva Ment istri JP Coen 4 hari sebelumnya, kepala JP Coen yang dipenggal oleh Utari inilah yang dimakamkan di tangga Imogiri, Spionase Mataram lagi lagi dijalankan oleh cucu Pembayun dan ki Ageng Mangir, informasi buka http://pahlawan-kali-sunter.blogspot.com/2013/01/ki-ageng-mangir-mempunyai-keturunan-di.html
Blog yang menarik, kunjungi blog kami juga ya !. Berkunjunglah kemakam Ambo Mayangsari, istri dari Pangeran Purbaya yang dimakamkan di wilayah Cimpaeun Tapos Depok, pejuang wanita yang tangguh dan ulet, setia pada suami dan perjuangannya, bertafakurlah disekitar makam dimana ada sumur gedhe dan teblong, konon dibawah kordinasi wanita inilah harta karun kerajaan Banten disembunyikan untuk diselamatkan di wilayah Tapos Depok, disepanjang kali Cikeas dan kali Sunter. lihat : http://pahlawan-kali-sunter.blogspot.com/2013/01/misteri-makam-ambo-mayangsari-harta.html
ciampeun tapos depok berarti sebelum msk ke bogor ya....kira denahnya gmn ya..saya rmhnya dkt depok koq blm pernah dengar ada makam msh keturunan ki ageng mangir.. padahal saya msh darah jogja....sdh lama di betawi ortu saya dr tahun 1935....ke jkt. masih melacak silsilah ortu di daerah jogja dan sekitarnya.
Posting Komentar
bangs yang bijak adalah bangsa yang hebat mengkritik dan mengapresiasi... mari di komentar?