Magelang memang terkenal dengan adanya banyak peninggalan bangunan candi, namun tidak sedikit bangunan candi yang kini kondisinya mengkhawatirkan. Di daerah tempuran terdapat sisa bangunan candi yang terbuat dari bahan batu bata, namun saat ini kondisinya mengkhawatirkan. Candi yang terbuat dari bahan batu bata atau yang sering disebut dengan nama Candi Banon merupakan salah satu peninggalan masa klasik yng sering ditemukan di kabupaten magelang.
Tercatat di beberapa sudut wilayah Kabupaten Magelang terdapat peninggalan bangunan candi yang terbuat dari bahan batu bata. Wilayah Tempuran, Secang, Mungkid hingga Borobudur adalah beberapa wilayah di Kabupaten Magelang yang mempunyai peninggalan bangunan Candi Banon.
Tempuran merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Magelang yang terkenal dengan sental pembuatan batu bata, baik itu pembuatan genteng batu bata bangunan ataupun beberapa kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat.
Kecamatan Tempuran terdapat 5 peninggalan Bangunan Candi Yaitu di Desa Ringinanom, Sumberarum dan Tempurejo hampir semua bangunan candi yang tersisa itu kini kondisinya sungguh memprihatinkan.
Candi Dimajar berada di Dusun Dimajar, Desa Sumberarum, Tempuran komponen bangunan candi berupa sisa batu bata kuno dengan sebuah yoni berada di seitar lingkungan masjid. Batu bata kuno berukuran besar banyak berserakan di sekitar masjid ada yang ditumpukan sampak, belakang masjid hingga digunakan warga sebagai pondasi bangunan rumah.
H. Wahab dengan yoni di situs dimajar
H. Wahab selaku tamir masjid Al-Barokah mengungkapkan bahwa batu-batu candi sudah ada sejak dulu dan memang kondisinya sudah berserakan. “batu candi ini dulu memang banyak namun banyak warga yang menjual batu batanya karena mereka pikir itu hanya batu bata biasa” jelasnya yang ditemui wartawan kemarin.
Candi Dimajar merupakan sebuah bangunan candi banon yang menganut agama Hindu, terlihat dari adanya komponen bangunan yoni yang merupakan perlambangan kesubura yang bisa dijadikan sebagai media keagamaan umat Hindu Shiwa.
“Batu umpak (Yoni, red) itu memang dari dulu berada di situ (diluar masjid, red) sebab dahulu pernah dijadikan sebagai umpak masjid, namun setelah direnovasi masjidnya batu itu ditaruh di luar. Pihak purbakala pernah mau mengambil batu tersebut, namun ditolak warga karena itu asset masjid ini jadi tidak boleh diambil apalagi dijual belikan” cetusnya.
Lain lagi nasib Candi Samberan yang berada di Dusun Samberan, Desa ringinanom, Tempuran. Bangunan candi banon ini kini kondisinya mengkhawatirkan sebab komponen bangunan candi berada tepat disamping pembuatan batu bata.
Ahmad selaku warga Samberan menuturkan bahwa komponen bangunan candi sudah ditemukan sejak lama dan hingga kini bentuknya tidak berubah. “kita tidak berani mengambil komponen batu kuno tersebut sebab takut di ganggu penghuninya” jelas laki-laki paruh baya tersebut.
Bagian tubuh Candi Samberan
Candi Samberan dahulu pernah diketemukan bangunan yoni, namun saat ini bangunan tersebut sudah diamankan pihak purbakala. kondisi yang saat ini bisa dilihat dilokasi ialah sebuah bangunan candi yang hanya terlihat setengah bagian badan bangunannya saja.
Lain halnya dengan nasib Candi Bowongan yang hanya berjarak 1 KM dari Candi Samberan tepatnya di Dusun Bowongan, Desa Ringinanom, Tempuran, Magelang kondisinya lebih mengkhawatirkan sebab candi ini benar-benar tepat berada di areal pengrajin batu bata.
Yoni Candi Bowongan
Warga sekitar sebenarnya tau bahwa lokasi tempat mereka mengambil tanah liat tersebut terdapat bangunan candi, namun hampir semua dari mereka tidak terlalu memperdulikan.
“kita disini memang tau bahwa disitu ada batu bata kuno bekas candinya namun kami tidak akan menghancurkannya. Bila ada pengrajin batu bata menggali dan menemukan batu bata kuno didalamnya, kita tidak akan meneruakan menggali dan akan mencari lubang galian lainnya” teras warga bowongan yang tidak mau disebuatkan namanya tersebut.
Candi Bowongan adalah sisa bangunan candi banon yang menganut agama hindu, hal tersebut terlihat dari masih adanya bangunan yoni yang berjarak sekitar 50 meter dari dari bangunan candi. Keberadaan yoni tersebut juga tidak kalah mengkhawatirkan sebab tepat berada di samping kandang ayam, jelas hal tersebut sanat disayangkan karena yoni merupakan bangunan suci pada masa klasik.
Candi banon di tempuran memang hampir semuanya kini kondisinya mengkhawatirkan. 2 dari 5 bangunan candi banon ditempuran kini kondisinya sudah tidak bisa terlacak lagi, bangunan candi di tempuran yang saat ini sudah hilang ialah situs candi di dusun candi, desa ringinanom dan Candi Tempurejo di Dusun Samirejo II, Tempurejo, tempuran, Magelang
“kita disini memang tau bahwa disitu ada batu bata kuno bekas candinya namun kami tidak akan menghancurkannya. Bila ada pengrajin batu bata menggali dan menemukan batu bata kuno didalamnya, kita tidak akan meneruakan menggali dan akan mencari lubang galian lainnya” teras warga bowongan yang tidak mau disebuatkan namanya tersebut.
Candi Bowongan adalah sisa bangunan candi banon yang menganut agama hindu, hal tersebut terlihat dari masih adanya bangunan yoni yang berjarak sekitar 50 meter dari dari bangunan candi. Keberadaan yoni tersebut juga tidak kalah mengkhawatirkan sebab tepat berada di samping kandang ayam, jelas hal tersebut sanat disayangkan karena yoni merupakan bangunan suci pada masa klasik.
Candi banon di tempuran memang hampir semuanya kini kondisinya mengkhawatirkan. 2 dari 5 bangunan candi banon ditempuran kini kondisinya sudah tidak bisa terlacak lagi, bangunan candi di tempuran yang saat ini sudah hilang ialah situs candi di dusun candi, desa ringinanom dan Candi Tempurejo di Dusun Samirejo II, Tempurejo, tempuran, Magelang
Bekas lokasi penemuan Candi Tempurejo
Candi Tempurejo ditemukan pada tahun 2002 di sebuah lokasi kebun bamboo, setelah ditemukan banyak warga, wartawan hingga arkeolog yang dating mengunjungi situs ini. Tepat 10 tahun setelah penemuan situs ini kini kondisinya benar-benar tidak tersisa sama sekali, hanya beberapa batu bata berukuran besar yang berada di pinggir jalan dan di halaman rumah warga.
(Nikko auglandy/Radar Solo @ 2012)
(Nikko auglandy/Radar Solo @ 2012)
NB : dengan anda mengunjungi situs cagar budaya dan sejarah bangsa ini, secara tidak langsung anda telah melestarikan saksi sejarah bangsa yang masih tersisa.. dan jangan biarkan batu-batu kuno tersebut hanya dijadikan sebagai dongeng masa kecil kita, yang lambat laun tentu saja akan punah terkikis jaman..
Selamat Kelayapan..
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar
bangs yang bijak adalah bangsa yang hebat mengkritik dan mengapresiasi... mari di komentar?